Setiap tanggal 17 Agustus di Katingan, terutama di bagian hulu Katingan, apabila ada tradisi pawai perayaan kemerdekaan selalu menyertakan rombongan misterius yang dikenal dengan nama "bukung." Mereka tampil dengan topeng-topeng dan pakaian yang unik, bahkan terkadang menakutkan, yang secara tidak langsung dapat menimbulkan ketakutan pada naluri anak-anak kecil. Namun, setelah melakukan penelusuran dan berbicara dengan masyarakat sekitar, ternyata ada penjelasan yang lebih dalam mengenaitarian habukung yang terkadang menyeramkan tersebut. Habukung merupakan sebuah tarian ritual dari masyarakat adat suku Dayak yang masih memegang teguh agama nenek moyang. Awalnya, penampilannya sepertinya menakutkan,namun sesungguhnya fungsi sebenarnya dari Tarian Habukung adalah untuk memberikan hiburan dan dukungan kepada keluarga yang berduka akibat kehilangan kerabat mereka yang telah meninggal dunia. Orang-orang yang ikut menari dalam tarian ini mengenakan berbagai macam topeng yang bermakna simbolis. Sambil menari dengan penuh semangat, mereka memberikan sumbangan berupa uang, sembako, hewan ternak, dan lain sebagainya kepada keluarga yang berduka. Hal ini bertujuan untuk meringankan beban yang dirasakan oleh keluarga yang ditinggalkan, serta memberikan dukungan dalam melaksanakan upacara kematian. Selain itu, dengan menyembunyikan identitas di balik topeng, semua sumbangan yang diberikan tidak diketahui siapa yang memberi apa, dan juga besarnya sumbangan tidak diungkapkan secara terbuka. Dalam konteks sosial, Tarian Habukung menjadi sebuah ekspresi solidaritas dan kepedulian dari sesama komunitas masyarakat adat suku Dayak terhadap keluarga yang berduka. Ini menunjukkan bahwa ketika seseorang mengalami kesedihan dan kehilangan, semua kelompok masyarakat adat hadir untuk memberikan dukungan moral dan materiil. Dengan adanya ritual ini, hubungan sosial antaranggota masyarakat terjalin lebih erat, karena mereka saling mendukung dan menguatkan dalam kebaikan tanpa perlu mencari pengakuan atau pujian atas kebaikan yang mereka lakukan. Dengan demikian, makna sosial dari Tarian Habukung ini lebih dari sekadar tampilan seram atau menakutkan dalam sebuah pawai. Ia mencerminkan nilai-nilai kegotongroyongan, persaudaraan, dan kebersamaan dalam menghadapi duka cita dan kesulitan hidup. Tradisi ini mengajarkan pentingnya kepedulian dan solidaritas dalam membantu sesama anggota kelompok dalam masyarakat yang sedang mengalami masa-masa sulit, sehingga mereka bisa merasa didukung dan terhibur, serta mampu melanjutkanperjalanan hidup dengan lebih tegar.
Posting Komentar untuk "Mengenal Makna Tersembunyi Tarian Habukung"