Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Lilis Lamiang

Koleksi Pribadi

Saat Presiden Jokowi melakukan kunjungan ke Kalimantan Tengah pada tahun 2019 untuk meninjau salah satu kandidat Calon Ibukota Negara Baru Republik Indonesia dia diberi hadiah istimewa oleh Damang Kepala Adat dan Bupati Gunung Mas, yaitu Kalung Lilis Lamiang. 

Bagi masyarakat adat suku Dayak Kalimantan Tengah, Lilis Lamiang adalah benda pusaka yang memiliki fungsi khusus sebagai Panekang Hambaruan, perhiasan yang diyakini dapat memperkuat roh atau jiwa dan melindungi pemakainya.  Lilis Lamiang awalnya terbuat dari buah batang garing, yang berdasarkan kepercayaan Suku Dayak merupakan pohon simbol kehidupan dan Ranying Hatalla Langit, suatu petunjuk penting dalam mengatur kehidupan bagi masyarakat adat suku Dayak. 

Namun, seiring berjalannya waktu, Lilis Lamiang dibuat dari berbagai macam batuan dari lingkungan alam Kalimantan Tengah bahkan dari luar Kalimantan untuk dijadikan perhiasan. Bentuk Lilis Lamiang berupa manik-manik berbentuk hexagonal atau oktagonal memanjang, atau bisa juga segi empat atau lonjong. Digunakan sebagai Kalung dan gelang adalah kegunaan umum dari Lilis Lamiang.  Warnanya  bisa merah, putih, hitam atau warna lainnya tergantung jenis batuannya.

Tak hanya berfungsi sebagai penguat jiwa, Lilis Lamiang juga digunakan sebagai simbol cinta dalam proses lamaran bagi suku Dayak. Seorang pria yang ingin melamar seorang wanita Dayak akan menyerahkan mahar berupa Lilis Lamiang berwarna merah, sebagai tanda kesetiaan hingga akhir hayat. 

Lilis Lamiang juga merupakan bagian penting dalam upacara keagamaan, terutama bagi pemeluk agama Hindu Kaharingan.  

Lilis Lamiang memiliki kegunaan yang lebih luas. Selain menjadi kalung atau gelang pelindung dari makhluk halus yang berniat jahat, Lilis Lamiang juga dianggap sebagai cara untuk menghindari pahuni atau tulah. Nilai-nilai kultural dan spiritual dalam penggunaan Lilis Lamiang telah mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari suku Dayak.  

Tradisi dan warisan kultural Lilis Lamiang diharapkan agar terus dijaga oleh masyarakat adat suku Dayak Kalimantan Tengah. Sebagai simbol kehidupan dan cinta yang mendalam, perhiasan ini menjadi bagian penting dari identitas budaya suku Dayak. Setiap Lilis Lamiang memiliki kisah uniknya sendiri, dan nilai-nilai yang diwariskan dari generasi ke generasi terus hidup dalam setiap manik-manik yang dijadikan perhiasan.  

Namun, dengan perkembangan zaman dan modernisasi, tradisi dan nilai-nilai budaya suku Dayak berhadapan dengan tantangan. Upaya untuk menjaga keberlanjutan Lilis Lamiang dan warisan budaya lainnya menjadi esensi penting bagi pelestarian identitas budaya suku Dayak.  

Dalam menyongsong masa depan, penting bagi masyarakat Indonesia untuk menghargai dan menghormati warisan budaya suku Dayak dan kelompok adat lainnya. Lilis Lamiang sebagai simbol kehidupan, cinta, dan perlindungan, adalah bagian tak terpisahkan dari identitas budaya yang kaya dan beragam di Indonesia.  

Dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian budaya, Lilis Lamiang dan segala kearifan lokalnya dapat terus dikenali dan dihargai oleh generasi mendatang. Dengan demikian, Lilis Lamiang akan tetap menjadi perwujudan dari kekayaan dan keberagaman budaya Indonesia, dan memancarkan aura kekuatan dalam menjaga jati diri suku Dayak Kalimantan Tengah.

Lilis Lamiang adalah salah satu warisan budaya yang sangat berharga bagi suku Dayak. Perhiasan ini tidak hanya memiliki nilai estetika yang tinggi, tetapi juga memiliki nilai spiritual yang sangat penting bagi masyarakat Dayak.


Posting Komentar untuk "Mengenal Lilis Lamiang"